√ Pesona Pendongeng Radio Sunda, Pemikat Hati Yang Ekspresif.

Mengintip Pesona Pendongeng Radio Sunda: Mang Barna & Wa Kepoh (“Si Rawing”)

Suara pendongeng memikat hati pendengar dengan narasinya yang ekspresif lewat radio.
Wanita Cantik sedang mendengarkan dongeng di radio.

Hallo Sobatku

Siapa yang dulu, pas kecil, pernah malam-malam duduk dekat radio transistor sambil mendengarkan suara penuh misteri itu?

Suara pendongeng yang menyihir imajinasi—dua nama yang paling berkesan: Mang Barna si pengisi cerita di Radio Litasari Cimindi, dan Wa Kepoh, alias Si Rawing, yang memikat hati pendengar dengan narasinya yang ekspresif. 

Yuk, selami kembali kisah mereka—bukan sekadar nostalgia, tapi warisan budaya lisan yang patut diabadikan.

Daftar Isi

  • Sosok Mang Barna: Pendongeng dari Radio Litasari Cimindi
  • Wa Kepoh (Si Rawing): Suara Dongeng yang Tak Terlupakan
  • Mengapa Pendongeng Radio Sunda Begitu Berkesan?
  • Nilai Budaya dan Warisan Lisan
  • FAQ tentang Pendongeng Radio Sunda
  • Penutup dan Ajakan Nostalgia

1. Sosok Mang Barna: Pendongeng dari Radio Litasari Cimindi

Mang Barna dikenal sebagai pendongeng yang suara dan ceritanya selalu ditunggu di Radio Litasari Cimindi—stasiun lokal yang ikonik di Sunda. 

Transistor Lawas yang Bergema
Radio vintage klasik, menghadirkan aura nostalgia alunan dialog pendongeng yang sempurna.

Meski detail program dan jadwal siarannya belum terdokumentasi luas, kehadirannya selalu terasa hangat, membawakan cerita rakyat, legenda lokal, sampai kisah sehari-hari dengan gaya ringan penuh makna.

Kenangan pembaca di forum atau komentar nostalgia sering menyebut suaranya yang “ramah” dan cerita yang dekat dengan kehidupan kampung—meski sulit dicari arsip siarannya sekarang.

2. Wa Kepoh (Si Rawing): Suara Dongeng yang Tak Terlupakan.

Sosok Wa Kepoh, atau dikenal juga dengan tokoh dongeng Si Rawing, adalah ikon pendongeng yang terkenal di radio-radio Sunda. 

Baca juga: 

πŸ‘‰ Pesona Kampung Adat Baduy Banten

πŸ‘‰ Permainan jadul ini ternyata masih hitz.

Gaya suaranya sangat ekspresif—terutama saat menirukan tokoh perempuan—sehingga banyak pendengar (anak-anak zaman itu) sampai “nangis sambil merem” saking terbawa suasana. 

Kegemarannya hingga menciptakan tokoh seperti “Asih Sumanding” yang bahkan sempat diadaptasi ke film. 

3. Mengapa Pendongeng Radio Sunda Begitu Berkesan? 

Mikrofon lawas yang bergema
mikrofon ini menunggu desah & alunan dialog pendongeng
untuk bercerita.

  • Imaginasi dicetus dari suara: Tanpa visual, pendengar membayangkan desa, karakter, dan emosi di balik suara.
  • Keakraban budaya Sunda: Bahasa dan kosakata lokal membuat cerita begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari.
  • Tidak lekang oleh waktu: Meski siarannya berhenti, cerita dan memori itu masih hidup—dibawa dalam obrolan ibu-ibu di warung atau nostalgia di grup WhatsApp komunitas.
Baca juga : 

πŸ‘‰ Permainan Tradisional Anak ini harus di lestarikan

πŸ‘‰ Atraksi TNI yang Spektakuler menyambut Presiden di Lanud Suparlan

4. Nilai Budaya dan Warisan Lisan

Pendongeng seperti Mang Barna dan Wa Kepoh memainkan peran penting dalam:

  • Mewariskan cerita rakyat Sunda ke generasi berikutnya.
  • Memperkuat identitas budaya melalui bahasa dan gaya local story telling.
  • Menjadi pelipur lara di masa sebelum televisi merajalela—memang terobosan pendengaran. 

Suara dari Balik Jendela Mikrofon
Ilustrasi pendongeng di depan mikrofon vintage.

5. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

Q: Apa saja cerita terkenal yang dibawakan oleh Wa Kepoh?

A: Salah satunya adalah Asih Sumanding, yang cukup terkenal sampai sempat difilmkan.

Q: Apakah ada rekaman siaran Mang Barna?

A: Saat ini belum ada yang terdokumentasi secara online, sehingga cerita itu tetap hidup lewat memori kolektif.

Q: Kenapa orang dulu begitu antusias dengar dongeng radio?

A: Karena itu hiburan utama; cerita di radio jadi sarana “buka pintu imajinasi” di era sebelum TV dan internet. 

Baca juga: 

πŸ‘‰ Ide dekorasi Agustusan dari barang bekas

πŸ‘‰ Rahasia orang sukses bangun jam 5 pagi

6. Penutup

Meski zaman berubah dan siaran radio klasik itu sudah tak lagi terdengar, jejak suara pendongeng seperti Mang Barna dan Wa Kepoh tetap terpatri di hati banyak orang. 

Mereka bukan sekadar pendongeng, tapi jembatan kultural yang menyatukan generasi lewat cerita dan tawa. 

Semoga artikel ini jadi penghormatan kecil untuk memori hangat itu—dan semoga semangat story telling ala radio Sunda tetap hidup di hati kita. 

See You Next Time Bye πŸ₯° 

Postingan populer dari blog ini

Citra Raya World Of Wonder Theme Park & Water Park. Petualangan Seru Sambut Liburan Tahun Baru 2023 di Tangerang Banten.

Info terAnyar Fasilitas & Harga Tiket Masuk Tirta Mulya Waterboom. Kolam Renang Instagramable di Cimahi Bandung Barat.